Latihan Alam Patih Naga 2025: Ruang Karsa, Ruang Karya UKM Seni Nanggala

Latihan Alam Patih Naga 2025: Ruang Karsa, Ruang Karya UKM Seni Nanggala


Bangkalan, 08 Mei 2025—UKM Seni Nanggala, Universitas Trunojoyo Madura sukses menyelesaikan acara rutin tahunan Latihan Alam Patih Naga. Acara ini merupakan tahapan terakhir dari rangkaian tahapan yang mesti dihadapi calon anggota tetap untuk menjadi anggota tetap UKM Seni Nanggala. Bukan hanya sebagai momen penentu bagi calon anggota tetap, Latihan Alam Patih Naga 2025 juga sebagai ruang refleksi perjuangan dan pengorbanan dalam bingkai pengkaryaan dan kebersamaan.

Terselenggara selama tiga hari dua malam, tepatnya pada 2–4 Mei 2025, Latihan Alam kali ini terlaksana di Balai Desa Ujung Piring, Bangkalan. Sebanyak 15 calon anggota tetap mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusiasme. Mereka berasal dari ke-lima divisi UKM Seni Nanggala: Sastra, Teater, Tari, Musik, dan Seni Rupa. Masing-masing membawa semangat dan harapan, serta tekad untuk menjadi bagian dari keluarga UKM Seni Nanggala.

Hari pertama dibuka dengan pengenalan ruang secara emosional. Calon anggota tetap mendapat materi dari pemateri ahli sesuai masing-masing divisi. Fathur Rohman memantik diskusi mendalam di divisi Sastra, mengulik bagaimana puisi bisa menjadi paru-paru yang membuat seseorang merasa bernapas karena sastra dekat sekali dengan kehidupan, tiada jarak yang memisahkan. Di divisi Teater, Firman Ichlasul Amal, S.Sn., membahas mengenai struktur dramatik, tensi dramatik, dan penataan panggung. Ia berpesan bahwa, "usahakan dulu sampai akhir kemampuanmu, hanya karena itu kita bisa tau potensi dirimu". Amira, S.Pd., pada divisi Tari menyampaikan bahwa seorang penari mesti melawan rasa takut dalam menggarap sebuah tarian karena gerak tari mengandung makna dari rasa dan emosi yang ingin dibawakan penari. Kemudian divisi Musik, Eko Septiawan, S.Sn., menjelaskan bahwa musik tradisi Ul Daul diambil dari kata "daul" yang bermakna "ulang", seperti tong besar/drum plastik yang ditambah alat musik lainnya, seperti gendang, saron, rebana, gong, dan sebagainya untuk menciptakan dinamika ritme alunan yang indah. Terakhir, Zumna Arifatul Khusnia mengajak peserta divisi Seni Rupa menelusuri pengertian dan sejarah performance art.

Hari kedua menjadi momen eksplorasi karya. Dari pagi hingga sore, calon anggota tetap bergulat dengan proses pengkaryaan sesuai divisinya. Malam harinya, karya-karya yang digarap dalam waktu singkat itu dipentaskan dalam sesi Malam Pengkaryaan. Warga Desa Ujung Piring datang menyaksikan dengan penuh antusias. Ada rasa haru dan bangga ketika karya-karya yang lahir dari keringat dan keraguan itu menemukan penikmatnya. 

Sesi sarasehan menjadi jantung Malam Pengkaryaan. Calon anggota tetap, panitia, demisioner, pemateri, dan tamu undangan, serta penonton duduk melingkar—berbagi pandangan dan membuka ruang diskusi. Di bawah langit malam dan lampu temaram, segala esensi yang berpresensi di Balai Desa Ujung Piring meresap dalam-dalam ketulusan yang dibawakan calon anggota tetap dalam pengkaryaan satu hari. 

Puncak kegiatan Latihan Alam adalah penjelajahan di dini hari. Menyusuri gelap di tengah sunyi, calon anggota tetap memutar ingatan kilas balik, mengenang perjalanan mereka, bukan hanya mengenai besarnya tekad untuk menjadi anggota tetap, melainkan juga mengenai bagaimana menjadi manusia yang berkarya dan berdaya di UKM Seni Nanggala. 

Keesokan paginya, kegiatan ditutup dengan fun game yang ceria. Setelah melewati malam yang begitu intens, tawa pagi itu terasa seperti pelepas beban. Energi yang terbangun bukan hanya hasil dari perjuangan, melainkan dari rasa bahwa mereka tidak berjuang sendirian.

Latihan Alam Patih Naga 2025 bukan hanya sekadar agenda rutin tahunan. Ia adalah ruang tumbuh, luka, dan tawa. Dalam tema “Ruang Karsa, Ruang Karya”, UKM Seni Nanggala menunjukkan bahwa proses menjadi anggota tetap bukanlah akhir, melainkan awal dari komitmen keluarga UKM Seni Nanggala. Ke depannya, harapan besar dipercayakan ke-15 wajah yang telah menjadi anggota tetap UKM Seni Nanggala, bahwa bukan hanya berkarya, tapi mereka juga mesti merawat karsa. 

Oleh: Intan Ramadhani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Partisipasi UKM Seni Nanggala, Universitas Trunojoyo Madura dalam Pameran Kolaborasi di ArtLab Lounge Surabaya

UKM Seni Nanggala, Universitas Trunojoyo Madura Sukses Menggelar Pentas Tunggal 2025

NYUKUR ikut memeriahkan NGABUBER