Sehimpun Puisi Anggota UKM Seni Nanggala

Puisi karya : yuyun yumiarti

Menyeret kaki kejalan
Aku lihat darah membuncah
Dari leher, dari dada, dari paha

Nafas anyir, menjijikkan,
Kalbu busuk, tak sudi mengena
Pucat mencat senyum itu!

Sembunyikan mayat di ranjaumu
Hingga ranjaunya menyacah nyacah rahangku dan rahangmu
Biar mereka yang menerka nerka
Tahun 2016


Puisi karya : azizah

Saat satu lingkaran terang terbang
Diatas kita
Saat titik kecil yang terang juga terbang
Disampingnyta
Dan saat say berada dibawahnya
Rasanya saya ingin menceritakan betapa
Kejamnya lingkaran yang setiap harinya saya pijak
Pipi tiba-tiba menjadi lautan
Teringat….
Sepenggal bunga layu termakan usia
Masih memperjuangkan keharumannya
Untuk selalu mekar
Tanpa meminta sedikit keharuman
Kepada kita bunga yang masih
Baru mekar dipagi hari
Dan masih banyak bunga layu
Yang tidak kita temui yang mampu
Memekarkan dirinya sendiri
Tahun 2016



Puisi karya : siti wahyuni

Beratap langit
Warna biru seakan berubah
Berubah hitam pekat mengikuti takdirnya
Ku hanya dapat terlentang
Diatas tanah beralaskan rumput
Kerasnya tanah
Tak dapat menghalangi langkahku
Langkahku untuk terus berfikir
Desiran air sungai terdengar jelas ditelinga
Ini karena sunyinya malam
Hingga air berwarna hitam
Tahun 2016



Puisi karya : muhari

                Tuhan dibait sastra
Detak ini tanpa henti bermain
Nafas tersisa, seakan tiada rasa
Entah kenapa?
Disela-sela rerumputan ini
Hanya bait doa yang selalu ada
Ku lihat alam semakin tua
Serpihan tanah beterbangan, karena ijakan kakiku yang berdosa,
Kembali termenung,,,
Hati yang kafir, kembali lafadkan kalimat suci ilahi.

Kembali  terbuka, tanah berapa meter
Jazad tanpa nafas dekati jiwa
Indra kamera raga tak palingkan tatapan
Sesekali hati ucapkan,
Dzikir, istighfar. Berhemburan.
Lisan penuh tujuan, kutemui tuhan dalam bait sastra lembaran
Pada malam yang kelam, jutaan harapan
Tahun 2016



Puisi karya : Mohammad mukti

Disaat badan terasa gerah
Hati terasa gelisah
Pikiran yang tak mau kemana
Rumput hijau mengumbar pesonanya
Seakan-akan hati yang gelisah
Badan yang terasa gerah dan
Hati yang gelisah hilang seketika
Hilang selayaknya angina yang berhembus
Lalu ku pandangi langit dan
Terlihat jelas dimata
Sebuah cahaya melingkar yang
Sinarnya begitu lembut sehingga
Hati ini mengikuti kelembutannya
Begitu banyak cahaya-cahaya kecil
Dilangit mendampingi rembulan
Membuat fikiran ini tenang santai
Seakan-akan terlepas dari permasalahan kehidupan
Angina yang berhembus secara perlahan terasa
Mentari badan yang terasa gerak ini
Tahun 2016



Puisi karya : suci elmawati

Seperti yang kau ucap zi
bulan itu bundar
rumput dibasahi embun
aku juga merasakan betapa sakit lengan kita…
aku tau matamu tetap bulat zi
dunia yang kau inginkan sangat kejam

seperti orang yang mulutnya tak mau disumbat
tubuhnya talk ingin disentuh
tapi mereka tetap berkalung keangkuhan
Tahun 2016



puisi karya : fuad hanif arrasyid

wasami d jabar
lilin
sandal
cinta
pertemanan
aku
bulan dan bintang
malam yang sunyi

                pertemanan
teman lebih dari saudara
teman bisa baik bisa juga sebaliknya
kadang juga bisa jadi musuh dalam selimut

teman, kalau baik selalu ada
teman, dekat macam pasangan
teman kadang juga bisa jadi pasangan
lebih baik tetap teman yang saling memberi perhatian

satu kalimat terakhir buat teman
teman itu mendukung bukan menikung
Tahun 2016


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat dan Ketentuan Lomba Baca & Cipta Puisi "Puisi di tengah Dunia Isolasi"

LOMBA BATIK SMA/SMK SEDERAJAT SE-JAWA TIMUR

Rapat Evaluasi Tiga Bulan Sekali Bersama Senior