Melestarikan Tradisi Kebudayaan Madura TOSAMERA (Toreh Sadhajah Meyos Rasol)

    

    Rasol merupakan tradisi masyarakat madura yang dilaksanakan pada rabiul akhir atau bulan rasol dalam penanggalan madura. Dengan mentradisikan rasol, masyarakat madura mewujudkan rasa syukur apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

   Calon Anggota Tetap atau biasanya disingkat CAT UKM Seni Nanggala, khususnya divisi musik angkatan'20 dalam acara Pentas Perdananya mampu menghidupkan kembali tradisi kebudayaan madura yang sudah mulai punah, yaitu Tradisi Rasol. Dalam bentuk aransemen musiknya, mereka menceritakan tentang bagaimana arasol dilaksanakan, terkadang dalam empat kabupaten yang berada di Pulau Madura, pelaksanaan tradisinya itu berbeda-beda, maka dari itu mereka mempunyai inisiatif untuk menggabungkan tata cara pelaksanaan rasol dari ke-empat kabupaten tersebut ke dalam karyanya  yang berjudul TOSAMERA.

    Dalam penggarapan karya tersebut, mereka membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk menciptakan aransemennya karena tidak semua anggota divisi musik '20 berasal dari satu daerah. Maka dari itu dibutuhkan banyak observasi terlebih dahulu kepada beberapa tokoh dari ke-empat kabupaten tersebut agar setiap anggota itu paham apa itu Tradisi Rasol yang berada di Pulau Madura.

    Karya yang dibawakan oleh Divisi Musik UKM Seni Nanggala '20 yang terdiri dari: Rafi, Farhan, Hamid, Susi, There, Asdhana, dan Martia terdapat sebuah kejhungan atau sinden yang dilantunkan oleh saudara Farhan, di dalam kejhungan tersebut memiliki arti bahwa segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT  kita harus selalu bersyukur . 

Dibawah ini merupakan lirik dari kejhungan yang dibawakan oleh saudara Farhan:

Ngireng sadhajanah

Areng sareng laksana aghi rasol

Tor nyo'on duwe

Minta barokanah 

Sopajhe salamet tor jhember

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat dan Ketentuan Lomba Baca & Cipta Puisi "Puisi di tengah Dunia Isolasi"

LOMBA BATIK SMA/SMK SEDERAJAT SE-JAWA TIMUR

Rapat Evaluasi Tiga Bulan Sekali Bersama Senior