Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Sehimpun Puisi Anggota UKM Seni Nanggala

Puisi karya : yuyun yumiarti Menyeret kaki kejalan Aku lihat darah membuncah Dari leher, dari dada, dari paha Nafas anyir, menjijikkan, Kalbu busuk, tak sudi mengena Pucat mencat senyum itu! Sembunyikan mayat di ranjaumu Hingga ranjaunya menyacah nyacah rahangku dan rahangmu Biar mereka yang menerka nerka Tahun 2016 Puisi karya : azizah Saat satu lingkaran terang terbang Diatas kita Saat titik kecil yang terang juga terbang Disampingnyta Dan saat say berada dibawahnya Rasanya saya ingin menceritakan betapa Kejamnya lingkaran yang setiap harinya saya pijak Pipi tiba-tiba menjadi lautan Teringat…. Sepenggal bunga layu termakan usia Masih memperjuangkan keharumannya Untuk selalu mekar Tanpa meminta sedikit keharuman Kepada kita bunga yang masih Baru mekar dipagi hari Dan masih banyak bunga layu Yang tidak kita temui yang mampu Memekarkan dirinya sendiri Tahun 2016 Puisi karya : siti wahyuni Beratap langit
NANGGALAKU, KEBANGGAANKU Oleh: Raifana Rifka Seharusnya aku nulis essay tentang Nanggala, tapi essay yg aku buat ini semacam curhat begitu ya.. tidak apa J yang terpenting adalah aku menulis tentang Nanggala. Ya, UKM tercinta dan tersayang bagiku. Hmm.. Nanggala, gatau kenapa organisasi ini bikin aku begitu tertarik dan ingin mendalami ilmu ilmu seni disini. Membicarakan tentang Nanggala, membuatku flashback pada masa ospek. Saat itu, gak sengaja lewat suatu gedung tua yang namanya Sekretariat Bersama tepatnya di depan Mesjid kampus. (loh, kenapa cerita? Kan disuruh bikin essay-_-sudahlah, apa yang sedang terpikirkan tulis saja) lanjut ya, nah pada waktu yang bersamaan, aku melihat tulisan di tiang dinding yang terpampang nyata dan bertuliskan “NANGGALA”. Dan saat itu juga ada latian teater dan karawitan di teras gedung itu. Disitu saya ingin sekali dan bertekad bahwa aku akan mengikuti organisasi itu. Oohhh nooooo! Essay! Bukan curhat! Kalo disuruh bikin essay mah bikin